PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN DEEP LEARNING YANG ASYIK, BERMAKNA DAN MENYENANGKAN BAGI GURU-SISWA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI-NUMERASI DI SDN 1 TIYINGGADING, TABANAN
Kata Kunci:
literasi-numerasi, deep learning, pengabdian kepada masyarakat (pkm), kompetensi guru, berpikir kritis siswaAbstrak
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan skema Penerapan Iptek ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tiyinggading, Selemadeg Barat, Tabanan-Bali dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru sekaligus memperbaiki kualitas pembelajaran literasi-numerasi siswa. Fokus utama kegiatan ini adalah penerapan pendekatan deep learning yang dirancang agar pembelajaran menjadi lebih asyik, bermakna, dan menyenangkan. Latar belakang kegiatan berangkat dari permasalahan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam membaca, yang disebabkan oleh proses pembelajaran yang belum optimal dalam mengembangkan minat, bakat, serta potensi peserta didik. Kondisi tersebut semakin diperkuat oleh data Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022, yang menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-69 dari 80 negara dalam aspek literasi. Hasil ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari sebelas negara dengan tingkat literasi terendah, sehingga menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dasar di sekolah. Melalui pelatihan dan pendampingan, guru-guru didorong untuk mengembangkan strategi deep learning yang mampu menumbuhkan pemahaman mendalam, mendorong keterlibatan aktif, serta mengaitkan materi dengan konteks kehidupan nyata. Selain itu, kegiatan juga mencakup pendampingan kelas, refleksi, dan evaluasi berkelanjutan. Upaya ini diharapkan dapat membantu siswa, khususnya kelas V, dalam mengatasi hambatan membaca pemahaman serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka secara bertahap.
Referensi
Biggs, J., & Tang, C. (2011). Teaching for Quality Learning at University (4th ed.). Maidenhead: Open University Press.
Entwistle, N., & Ramsden, P. (2015). Understanding Student Learning. London: Routledge.
Fauzi. 2018. “Karakteristik Kesulitan Belajar Membaca pada Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar”, PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan. Vol. 32, No. 2.
Houghton, W. (2004). Engineering Subject Centre Guide: Learning and Teaching Theory for Engineering Academics. LTSN Centre for Education in Engineering.
Idris, Riwan. 2009. “Mengatasi Kesulitan Belajar dengan Pendekatan Psikologi Kognitif”, LENTERA PENDIDIKAN. Vol. 12, No. 2.
Indawati, dkk. 2014. “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas 1 di MIN Buol”, Jurnal Kreatif Tadulako Online. Vol.5, No.4.
Martini Jamaris. 2015. Kesulitan Belajar Perspektif. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Marton, F., & Säljö, R. (1976). On qualitative differences in learning: I—Outcome and process. British Journal of Educational Psychology, 46(1), 4–11.
Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Murtonen, M., & Balloo, K. (2019). Redefining Scientific Thinking for Higher Education: Higher-Order Thinking, Evidence-Based Reasoning and Deep Learning. Springer.
Mustikawati. dan Ratih. 2015. “Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Metode Suku Kata (SYLLABIC METHOD) Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Nayu Barat III Banjarsari Surakarta Tahun 2014/2015”, Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha. Vol.2, No.1.
Scott, D. (2017). Education, Epistemology and Critical Realism: Deepening the Logic of Critical Realism. Routledge.
Smith, C. A., & Colby, S. A. (2007). Teaching for deep learning. The Clearing
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 suka arsa, I W Sutaya, I Komang Gede Sukawijana, Gusti Ayu Cantika Putri

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
