PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKOLAH DALAM PROGRAM RESPONSIF GENDER DAN PENDIDIKAN SEKS TERINTEGRASI KURIKULUM MERDEKA PADA SEKOLAH DASAR HINGGA MENENGAH DI KABUPATEN BULELENG

Penulis

  • Ni Komang Arie Suwastini Universitas Pendidikan Ganseha
  • Nice Maylani Asril Universitas Pendidikan Ganesha
  • Alif Alfi Syahrin Universitas Pendidikan Ganesha

Kata Kunci:

pendidikan seks, kekerasan seksual, pemberdayaan sekolah, Program P5

Abstrak

Program Pemberdayaan Masyarakat Sekolah dalam Pendidikan Seks Terintegrasi Kurikulum Merdeka di SD 5 Selat, SMP Ayodhya Pura, dan SMA Ayodhya Pura bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan sikap yang positif terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi di kalangan siswa, guru, dan orang tua. Program ini dilakukan melalui beberapa tahapan, meliputi identifikasi kebutuhan, pelatihan guru dan orang tua, pembentukan kelompok diskusi siswa, serta pengembangan sumber daya pendidikan seks yang sesuai dengan tingkat usia. Program ini melibatkan 100 peserta yang terdiri dari siswa, guru, orang tua, dan anggota masyarakat. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman siswa tentang kesehatan reproduksi, keterlibatan orang tua dalam mendukung pendidikan seks, serta kemampuan guru dalam mengajarkan topik ini secara efektif. Peningkatan pemahaman siswa mengenai kesehatan reproduksi mencapai 85%, keterlibatan orang tua meningkat hingga 75%, dan kemampuan guru dalam mengajarkan pendidikan seks mencapai 90%. Program ini juga berhasil mengurangi stigma terkait pendidikan seks di kalangan siswa dan masyarakat. Dengan pelaksanaan program yang melibatkan semua pemangku kepentingan secara aktif dan evaluasi yang dilakukan secara berkala, program ini berhasil memberikan dampak positif yang signifikan. Arahan lebih lanjut mencakup peningkatan keberlanjutan program, pengembangan platform digital, serta perluasan program ke sekolah-sekolah lain. Program ini memberikan kontribusi yang penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan mendukung pendidikan seks yang komprehensif di sekolah-sekolah.

Referensi

Allen, K., & Bull, A. (2018). Following policy: A network ethnography of the UK character education policy community. Sociological Research Online, 1–21. https://doi.org/10.1177/1360780418769678

Bencsik, A., Csikos, G., & Juhaz, T. (2016). Y and Z Generations at Workplaces. Journal of Competitiveness, Vol. 8, No.3. Hal: 90–106.

Budiman, Hary G. "Perkembangan Zine di Bandung: Media Informasi Komunitas Musik Bawahtanah (1995-2012)." Patanjala, vol. 6, no. 1, 1 Mar. 2014, pp. 93-108, doi:10.30959/patanjala.v6i1.189.

Dishon, G., & Goodman, J. F. (2017). No-excuses for character: A critique of character education in no-excuses charter schools. Theory and Research in Education, 15(2), 182–201. https://doi.org/10.1177/1477878517720162

Harrison, D.K., Gordon E.T., Hayes, B.G., et al. (2000). Interactive media and its contribution to the construction and destruction of values and character. Journal of Humanistic Conseling, Education and development, 39, 56-63 (2000)

Mark A. Pike, Peter Hart, Shirley-Anne S. Paul, Thomas Lickona & Paula Clarke (2020): Character development through the curriculum: teaching and assessing the understanding and practice of virtue, Journal of Curriculum Studies, DOI:10.1080/00220272.2020.1755996

Suraji, S., Ahmad, A. R., Awang, M. M., Mamat, N. & Seman, A. A. (2018). Fun Learning Approaches in Enhancing Patriotism Values among Preschool Children. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 8 (8), 152-158.

Unduhan

Diterbitkan

01-12-2024

Terbitan

Bagian

##section.default.title##