PELATIHAN PENGEMBANGAN AKTIFITAS BELAJAR BERBASIS PROJECT UNTUK GURU- GURU BAHASA INGGRIS DI KOTA BANYUWANGI

Penulis

  • Luh Putu Artini Universitas Pendidikan Ganesha
  • Ni Nyoman Padmadewi Universitas Pendidikan Ganesha

Kata Kunci:

pelatihan, pembelajaran berbasis proyek, keterampilan abad ke-21, Kurikulum Merdeka, guru Bahasa Inggris

Abstrak

Para guru bahasa Inggris di sekolah di Kota Banyuwangi menerima pelatihan pengembangan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan kompetensi abad ke-21 termasuk berpikir komunikatif, kreatif, kritis, dan kooperatif. Kebutuhan para guru untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, yang mengutamakan kemandirian belajar siswa melalui kegiatan berbasis proyek, mendorong terciptanya kursus ini. Di antara teknik yang digunakan adalah seminar dan lokakarya di mana guru ditugaskan untuk membuat dan melaksanakan kegiatan pendidikan yang lebih imajinatif dan inventif. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para pengajar memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang gagasan pembelajaran berbasis proyek dan lebih siap untuk memberikan pelajaran yang membantu siswa memperoleh kemampuan berpikir kritis. Lebih jauh, latihan ini telah berhasil meningkatkan motivasi dan daya cipta para pengajar di kelas, yang memengaruhi kualitas pembelajaran yang lebih merangsang, menyenangkan, dan menantang.

Referensi

Anderson & Krathwohl. (2004). Taxonomy of Teaching, Learning, and Assessing a Revision of Bloom’s Taxonomy. N.Y: Allyn and Bacon.

Artini, L.P. (2009). Profil Penggunaan Bahasa Inggris Dalam Pembelajaran Matematika dan Sains di Kelas Bilingual di Sekolah Negeri Rintisan Berstandar Internasional di Bali. Laporan Penelitian: IMHERE Project.

Artini, L.P. (2006). T Learning English in Bali: Investigating Beliefs and Language Learning Strategies . Unpublished PhD Thesis. Newcastle University.

Artini, L. P., & Padmadewi, N. N. (2021). English Teachers’ Creativity in Conducting Teaching and Learning Process in Public Senior High Schools in Bali. Symposium Proceeding 2021. Asian Education Symposium Proceeding. /1

Cummins, J. (2003). ’Bilingual Education: Basic Principles’ in Dewaele J.M, Alex Housen & Li Wei (eds). Bilingualism: Beyond Basic /1Principles. Clevedon: Multilingual Matters Ltd.

Dardjowidjojo, S. (2000). English teaching in Indonesia. English Australia Journal. 18 (1). 22-30.

Depdiknas. (2007). Panduan penyelenggaraan Rintisan SMA Bertaraf Internasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2007). Sistem Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Depdiknas. (2008).Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan SMP- SBI. Jakarta: Depdiknas.

Dewaele, J.M., Alex Housen & Li Wei (2003) (eds) Bilingualism: Beyond Basic Principles. Sydney: Multilingual Matters Ltd.

Elliott, S.N. et al. (2000). Educational Psychology: Effective Teaching,Effective Learning. Boston: Mc.Graw Hill.

Faltis, C.J. and S.J Hudelson. (1998). Bilingual Education in Elementary and Secondary School Communities. Toward Understanding and Caring. Boston: Allyn and Bacon

Hudson, P. (2009). Learning to Teach Science Using English as a Medium of Instruction. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol 5 No.2, pp. 165 - 170

Talmage, H. (1982). Evaluations of programs. New York: Free Press.

Kemendikbud. (2006). Menuju Pembangunan Pendidika Nasional Jangka Panjang 2025. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

National Association for Bilingual Education (2004). What is a Bilingual Education? Internet: http//www.nabe.org

(upload tgl 20 Maret 2009).

Scriven, M. (1967). The Methodology of Evaluation. In R. W. Tyler, R. M. Gagne & M. Scriven (Eds.), Perspective of Curriculum Evaluation (Vol. 1, pp. 39- 83). Chicago, IL: Rand McNally.

Sutman, F.X. (1993). Teaching Science Effectively to Limited English

Unduhan

Diterbitkan

01-12-2024

Terbitan

Bagian

##section.default.title##