Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Blended PBL Rotasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP

Penulis

  • Rai Sujanem Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
  • K Suma Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
  • P Yasa Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
  • I Yuliana Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
  • P Sarini Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja

Kata Kunci:

model Blended PBL Rotasi, PhET, keterampilan berpikir tingkat tinggi, suhu, kalor

Abstrak

Perolehan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking (hots) siswa SMPmasih rendah. Tujuan penelitian pengembangan yang dibatasi pada analisis kebutuhan ini, yaitu:  1) analisis studi pustaka: konsep esensial dan strategis terkait suhu, kalor dan pemuaian, karakteristikmodel blended PBL Rotasi (BPBLR) berbantuan PhET, 2) studi lapangan: konsep esensial dan strategis, sarana dan prasarana, pustaka acuan, model pembelajaran, media, dan kendalapembelajaran. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu siswa kelasVII SMP Negeri di kota Singaraja. Pengumpulan data dengan metode observasi, pemberian angket, dan wawancara. Hasil analisis kebutuhan sebagai berikut. 1) Produk studi literatur: (a) daftar konsepesensial, dan strategis tentang suhu, kalor dan pemuaian, (b) karakteristik model BPBLR: sajianmasalah, konsep esensial dan strategis, contoh, dan latihan soal hots. 2) Produk studi lapangan: (a) daftar konsep esensial belum bermuatan hots; (b) alat laboratorium, media ICT, akses internet dan simulasi PhET sudah tersedia,  namun belum dimanfaatkan; (c) model pembelajaran selama ini66,7% model konvensional (menggunakan metode diskusi,  presentasi, demontrasi, dan ceramah), dan 33,3 %  model Projek dan PBL. Model PBL yang dilaksanakan selama ini 100% PBL tatap mukadi kelas. Fasilitas internet sudah tersedia, namun belum dilaksanakan BPBLR (PBL tatap muka dan online serentak), (d) belum ada bahan ajar inovatif berbasis hots, (e) kendala-kendala dalam PBL, simulasi  PhET, dan web adalah masalah waktu, sulit menyiapkan masalah ill-structure, dan aksesinternet lambat. Atas dasar temuan ini, maka perlu dikembangkan model BPBLR berbantuan PhETuntuk meningkatkan hots siswa SMP.

Unduhan

Diterbitkan

06-11-2025

Terbitan

Bagian

Articles