Kearifan Lokal Bali dalam Pendidikan Ekonomi Hijau sebagai Model Pembelajaran Bahasa Bali

Penulis

  • I Wayan Rasna Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
  • Ida Ayu Made Darmayanti Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
  • I Komang Sugi Partawan Universitas Pendidikan Ganesha

Kata Kunci:

kearifan lokal; ekonomi hijau; bahasa Bali

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengintegrasikan kearifan lokal Bali dalam pembelajaran Bahasa Bali di SMP Negeri se-Kecamatan Buleleng dengan fokus pada penerapan pendidikan ekonomi hijau. Kearifan lokal Bali yang berakar pada konsep Tri Hita Karana mencerminkan keharmonisan manusia, alam, dan Tuhan, serta diwariskan melalui bahasa dan tradisi. Nilai-nilai ini belum sepenuhnya terintegrasi dalam pembelajaran Bahasa Bali, padahal pendidikan ekonomi hijau yang menekankan kesadaran ekologis dan keberlanjutan sumber daya semakin relevan dalam konteks pendidikan saat ini. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus kolektif pada SMP Negeri berstatus Adiwiyata. Subjek penelitian meliputi guru Bahasa Bali, peserta didik, dan kepala sekolah. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, serta studi dokumentasi, lalu dianalisis dengan teknik interaktif mencakup kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Penelitian dilaksanakan melalui lima tahap, yaitu perencanaan, pengumpulan data, reduksi dan penyajian data, analisis dan verifikasi, serta penyusunan laporan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi kearifan lokal Bali dalam pembelajaran Bahasa Bali dapat diwujudkan melalui pengembangan materi ajar yang menekankan nilai Tri Hita Karana, penggunaan kosakata yang berkaitan dengan budaya dan lingkungan, serta penerapan metode berbasis proyek yang melibatkan kegiatan pelestarian lingkungan sekolah. Guru mengadaptasi teks, cerita rakyat, dan praktik budaya sederhana yang selaras dengan prinsip keberlanjutan, sementara kepala sekolah mendukung melalui kebijakan sekolah hijau yang sejalan dengan program Adiwiyata. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Bali tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian bahasa, tetapi juga sebagai media edukasi ekologis yang menumbuhkan kesadaran berkelanjutan di lingkungan sekolah.

Unduhan

Diterbitkan

05-11-2025

Terbitan

Bagian

Articles