Tantangan Kelembagaan dalam Pendirian Koperasi Desa Merah Putih
Kata Kunci:
koperasi desa, ekonomi kelembagaan, literasi keuangan, kemandirian desaAbstrak
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi persoalan dan tantangan pendirian KDMP, khususnya di Bali, dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Teori Ekonomi Institusional (North, 1990), Pembangunan Berbasis Masyarakat (Chambers, 1997), dan Ekonomi Kerakyatan (Arief, 1996) menjadi landasan analisis, diperkaya dengan konsep pengembangan koperasi desa (Münkner, 2013). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan teknik analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan lima persoalan utama: tumpang tindih kelembagaan dengan LPD dan BUMDes, rendahnya literasi keuangan masyarakat desa, lemahnya legitimasi sosial di tingkat adat, keterbatasan modal awal, serta erosi kepercayaan akibat sejarah kegagalan koperasi. Selain itu, terdapat lima tantangan krusial dalam implementasi KDMP: integrasi dengan kearifan lokal, tata kelola transparan, persaingan dengan lembaga keuangan modern dan fintech, keterbatasan kapasitas manajerial, serta kebutuhan membangun kembali kepercayaan anggota. Temuan ini menegaskan bahwa pendirian KDMP bukan sekadar proyek ekonomi, tetapi juga proses sosial yang memerlukan legitimasi budaya, penguatan tata kelola, dan inovasi kelembagaan. Secara akademis, penelitian ini memperkaya kajian ekonomi kelembagaan perdesaan dengan menyoroti pentingnya embeddedness sosial dalam koperasi. Secara praktis, hasil penelitian memberikan rekomendasi strategis agar KDMP dapat menjadi instrumen efektif dalam mewujudkan kemandirian ekonomi desa dan mengurangi ketimpangan pembangunan nasional.
Referensi
Arief, Sritua. (1996). Ekonomi Kerakyatan: Jalan Membangun Ekonomi Nasional. Jakarta: LP3ES.
Arifin, Z. (2018). Tata Kelola dan Kinerja BUMDes di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 9(2), 155–170.
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101. https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa
Chambers, Robert. (1997). Whose Reality Counts? Putting the First Last. London: Intermediate Technology Publications.
Creswell, J. W. (2018). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (5th ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
Fujimoto, T. (2004). The Evolution of Local Cooperatives in Japan. Tokyo: University of Tokyo Press.
Fukuyama, F. (1995). Trust: The social virtues and the creation of prosperity. New York: Free Press.
Granovetter, M. (1985). Economic action and social structure: The problem of embeddedness. American Journal of Sociology, 91(3), 481–510.
Hadi, S. (2020). Kapasitas Kelembagaan BUMDes dalam Meningkatkan Ekonomi Desa. Jurnal Pembangunan Daerah, 14(1), 45–59.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–360.
Kompas. (2023). Laporan Khusus: Evaluasi BUMDes dalam Pembangunan Desa. Jakarta: Harian Kompas.
Münkner, Hans. (2013). Cooperative Development and Rural Community Empowerment. Marburg: ICA-ILO Research.
North, D. C. (1990). Institutions, institutional change and economic performance. Cambridge: Cambridge University Press.
Polanyi, K. (1944). The great transformation: The political and economic origins of our time. Boston: Beacon Press.
Putnam, R. D. (1993). Making democracy work: Civic traditions in modern Italy. Princeton: Princeton University Press.
Putu, I. G. A., & Lestari, N. P. (2022). Literasi keuangan masyarakat desa dan implikasinya terhadap partisipasi koperasi. Jurnal Ekonomi dan Sosial Desa, 5(1), 45–60.
Rahardjo, B. (2022). Koperasi dan Demokrasi Ekonomi: Jalan Tengah Pembangunan Desa. Jurnal Ekonomi Kerakyatan, 5(2), 211–230.
Rudiarto, I., & Rahman, F. (2021). Koperasi Desa sebagai Instrumen Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan. Jurnal Pembangunan dan Masyarakat, 12(2), 77–95.
Suar, I. N. (2023). Persaingan kelembagaan ekonomi desa: Studi kasus BUMDes dan koperasi di Buleleng. Jurnal Ekonomi Perdesaan, 12(2), 77–94.
Suardana, I. K. (2022). Modal sosial dan ketahanan lembaga keuangan lokal: Studi LPD di Bali. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 18(1), 33–47.
Suryani, N. P. (2019). Koperasi Berbasis Adat di Bali: Studi tentang Integrasi Nilai Lokal dalam Kelembagaan Ekonomi. Jurnal Sosiohumaniora, 21(1), 101–115.
Suryawan, I. W. (2022). Legitimasi sosial koperasi desa dalam konteks Desa Pakraman Bali. Jurnal Antropologi Indonesia, 43(2), 89–105.
Suwandi, I. (2021). Model Kelembagaan Koperasi Desa dan Akses Permodalan. Jurnal Pemberdayaan Desa, 6(1), 87–103.
Wibowo, T. (2019). BUMDes dan Koperasi sebagai Instrumen Kesejahteraan Desa. Jurnal Sosio Ekonomi, 11(3), 233–250.
Widnyani, N. L. (2020). Maladministrasi dan krisis kepercayaan pada koperasi di Bali. Jurnal Koperasi dan Pemberdayaan, 8(1), 15–28.
Williamson, O. E. (1985). The economic institutions of capitalism: Firms, markets, relational contracting. New York: Free Press.
Yasa, I. M. A., & Antara, M. (2021). Koperasi desa dan problem permodalan di Bali: Studi kasus Kabupaten Tabanan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 22(1), 101–116.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Seminar Nasional Riset Inovatif

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.