Analisis Kontrastif Aspek dan Kala dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia
Abstrak
Pengungkapan aspek dan kala dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia sangat berbeda. Perbedaan pengungkapan ini membuat pembelajar sering keliru dalam penggunaan aspek dan kala ketika mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa kedua (B2). Oleh karena itu, diperlukan sebuah kajian analisis kontrastif yang membahas tentang penggunaan aspek dan kala dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia serta membahas tentang perbedaan aspek dan kala dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumber data dari Mai Mai Magazine dan Jawa Pos. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak, yaitu menyimak penggunaan bahasa dengan menggunakan teknik catat. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dengan langkah-langkah, yaitu penyajian data, analisis data, pengontrasan hasil analisis data, penyimpulan hasil analisis data, dan pelaporan hasil analisis data. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa penggunaan aspek dalam bahasa Jepang yang terdapat dalam Mai Mai Magazine, yaitu aspek kontinuatif (verba te iru dan te iku ), aspek inkoatif (verba te kuru), aspek progresif (verba te iru), aspek kompletif (verba te shimau dan sufiks owaru). Sedangkan penggunaan kala dalam bahasa Jepang, yaitu kala sekarang/kini (genzai), kala yang akan datang (mirai), dan kala lampau (kako). Penggunaan aspek dalam bahasa Indonesia yang terdapat dalam Jawa Pos antara lain: aspek kontinuatif dan aspek repetitif. Sedangkan penggunaan kala dalam bahasa Indonesia ditandai dengan kata ‘telah/sudah’ untuk waktu lampau, kata ‘sedang’ untuk waktu kini, kata ‘akan’ untuk waktu nanti, nomina temporal ‘baru-baru ini’ untuk waktu kini, nomina temporal ‘hari ini’ untuk waktu kini, dan nomina temporal ‘kemarin’ untuk waktu lampau. Perbedaan aspek dan kala dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, yaitu dalam bahasa Jepang terdapat perubahan gramatikal pada verbanya (dinyatakan secara morfemis), sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak terdapat perubahan gramatikal dalam verbanya (dinyatakan secara leksikal).Referensi
Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayati, Y. (2019). Kala dan Aspek dalam Bahasa Jepang dengan Bahasa Indonesia (Kajian Linguistik Kontrastif). Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 1; 1-12.
Idris, N. S. (2009). Ihwal Aspektualitas, Temporalitas, dan Modalitas dalam bahasa Indonesia. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Kindaiichi. (1988). Nihongo Doushi Asupekuto. Tokyo: Mugishobou.
Moleong, L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nur, T. (2016). Analisis Kontrastif dalam Studi Bahasa. Arabi : Journal of Arabic Studies, 1 (2); 64-74.
Rostini, T. (2011). Perihal Aspektualitas dan Sistem Kala dalam Bahasa Jepang: Suatu Kajian Morfologi dan Sematik. Jurnal Humaniora Volume 23; 199-208.
Rustanti, N. (2019). Analisis Kontrastif Makna Kala dan Aspek pada Shunkan Doushi dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia. Jurnal Philosophica Vol II No.2; 94-101.
Sari, A.R., Sutrisno, B. (2018). Contrastive Analysis of Tense and Aspect in English and Indonesian Language. Journal of English Language and literature, 3(2), 131- 145.doi: 10.37110/jell.v3i2.57.
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis). Yogyakarta: Duta Wacana.
Sutedi, D. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
Sutedi, D. (2011). Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
Tadjuddin, M. (2005). Aspektualitas dalam Kajian Linguistik. Bandung: PT Alumni.
Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa.
Unduhan
Diterbitkan
Versi
- 04-12-2024 (2)
- 03-12-2024 (1)
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Seminar Nasional Riset Inovatif
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.