Membangun Karakter Inklusif bagi Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Bahasa Inggris

Authors

  • Ni Nyoman Trianaswari Predani Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

Keywords:

pendidikan karakter, inklusif, peserta didik, pembelajaran, Bahasa Inggris

Abstract

Sekolah inklusi akhir-akhir ini menjadi topik kajian yang menarik untuk dibahas. Pada pelaksanaan proses perkembangannya, pendidikan inklusi perlu didukung dengan perkembangan perangkat pembelajaran dan kurikulum, serta penanaman karakter. Penanaman karakter adalah hal yang paling utama dalam pendidikan. Gerbang pertama menuju kehidupan bagi peserta didik ialah usia sekolah dasar. Baik dan buruknya karakter seorang anak juga sedikit banyaknya merupakan cerminan dari pendidikan dan pengalaman saat anak berada di sekolah dasar. Maka dari itu, karakter inklusif generasi penerus bangsa harus sedini mungkin dibangun di lingkungan sekolah maupun keluarga. Guru memiliki peran besar dalam membentuk karakter inklusif peserta didik di sekolah. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana guru bertoleransi, bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, serta berbagai hal terkait lainnya. Secara umum, paparan nilai utama karakter inklusif dapat dicerminkan guru dari memformulasikan indikator dan mengembangkan bahan ajar, khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris, yang dilakukan dalam satu kali pertemuan (2x30 menit). Karakter inklusif yang diharapkan ada pada individu sejak dini diantaranya ialah toleransi, jujur, bersahabat, tanggung jawab, mandiri, disiplin, dan peduli lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menanamkan karakter inklusif sejak dini bagi siswa SD Saraswati 3 Denpasar dengan menggunakan metode partisipatoris atau terlibat langsung dalam menciptakan proses pembelajaran yang inklusif pada kelas Bahasa Inggris. Dari kegiatan implementasi materi pembelajaran yang dilakukan memiliki manfaat positif bagi para peserta didik dan sekolah. Hasil akhir dari penelitian ini ditandai dengan pembelajaran ramah anak, berempati, dan sesuai dengan kebutuhan belajar dalam mata pelajaran bahasa Inggris dengan selalu menghargai peserta didik normal dan berkebutuhan khusus.

References

Agustina, R. S., & Rahaju, T. (2021). Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Kota Surabaya. Publika, 9(3), 109–124.

Bakhri, S., Fibrianto, A. S., & Hudi, I. R. (2017). Benefits and Challenges of Inclusive Schools in Implementing Education for All in Indonesia. 4th Asia Pacific Education Conference (AECON 2017), 258–264. Atlantis Press.

Cameron, L. 2008. Teaching Languages to Young Learners. Cambridge: Cambridge University Press.

Darwis, R. S. (2016). Membangun Desain dan Model Action Research dalam Studi dan Aksi Pemberdayaan Masyarakat. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 10(1), 142–153.

Elkind, D.H. & Sweet, F. 2004. You Are a Character Educator. Today’s School.

Fibrianto, A. S., & Bakhri, S. (2017). Pelaksanaan Aktivitas Ekstrakurikuler Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) Dalam Pembentukkan Karakter, Moral dan Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 3 Surakarta. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 2(2), 75–93.

Filasofa, L. M. K. (2022). Penerapan Pembelajaran Inklusi Pada Anak Usia Dini; Sebuah Solusi Layanan Pendidikan Khusus. Journal of Early Childhood and Character Education, 2(1), 83–100.

Kemendiknas. 2012. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.

Kertajaya, H. 2010. Pendidikan Karakter. Jakarta: Gramedia

Kusuma, C. S. D. (2019). Integrasi Bahasa Inggris dalam Proses Pembelajaran. Efisiensi Kajian Ilmu Administrasi, 15(2), 43–50. https://doi.org/10.21831/ efisiensi.v15i2.24493

Lickona, T. 1992. Education for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. Bantam Books.

MacDonald, C. (2012). Understanding Participatory Action Research: A Qualitative Research Methodology Option. The Canadian Journal of Action Research, 13(2), 34–50.

Mulyadi, S., & Kresnawaty, A. (2020). Manajemen Pembelajaran Inklusi pada Anak Usia Dini. Tasikmalaya: Ksatria Siliwangi.

Mulyasa, H. E. (2011). Manajemen Pendidikan Katakter. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Nathania, N. V., Heryanto, N. Y., & Indrajaya, F. (2021). Perancangan Media Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini Metode Penelitian Participatory Action Research (Studi Kasus: Desa Gunung Sari Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang). Prosiding Seminar Nasional Desain Sosial (SNDS), 1(1), 336–338.

Permendikbud Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa.

Rahmat, A., & Mirnawati, M. (2020). Model Participation Action Research dalam Pemberdayaan Masyarakat. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 6(1), 62–71.

Rahmi, Rina, Aswatun Hasanah, and Septika Laily Anti. “Konsep Pendidikan Karakter Pada Sekolah Inklusi Tingkat Usia Dasar”. AR-RIAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar 4, no. 2 (2020): 155–172.

Safitri, D., & Hijriyani, Y. S. (2022). Pendidikan Inklusif Sebagai Strategi Mewujudkan Pendidikan Menyeluruh bagi Anak Usia Dini. Prosiding Lokakarya Pendidikan Islam Anak Usia Dini IAIN Ponorogo, 1, 27–39.

Sakti, S. A. (2020). Implementasi Pendidikan Inklusif pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Jurnal Golden Age, 4(02), 238–249.

Satori, Djam’an, and Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2017.

Widhiati, Raden Safira Ayunian, Elly Malihah, and Sardin Sardin. “Dukungan Sosial Dan Strategi Menghadapi Stigma Negatif Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Pendidikan.” Jurnal Paedagogy 9, no. 4 (2022): 846. https://doi.org/10.33394/jp.v9i4.5612.

Widdowson, H.G. (1987). The Teaching of English as Communication, The Communicative Approach to Language Teaching”. Ed. C.J. Brumfit and K. Johnson. Oxford: Oxford University Press.

Yaumi, M. (2016). Action Research: Teori, Model dan Aplikasinya. Prenada Media.

Published

13-01-2025